Filsafat
mempertanyakan realitas manusia secara mendasar, ia adalah ilmu yang
mendekti persoalan-peroalan secara prinsipal. Oleh karena itu filafat
sering memberikan kesan abtrak dan amat teoritis, rupa-rupanya filsafat
yang diminati oleh kebanyakan Masyarakat bukan filsafat sebenarnya,
sedangkan filafat dalam arti sebenarnya jarang diminati. Tetapi justru
filsafat yang sebenarnya : filsafat sebagai pemikiran kritis dan tertib
mempunyai fungsi yang tak tergantikan dalam Masyarakat Indonesia yang
sedang membangun sebagai kritik Ideologi. Filsafat memang suatu ilmu
yang aneh betul.
Diminta memberikan definisi saja para Filsuf sudah kewalahan dan kalau ada yang memberikannya, pasti filsuf filsuf lain akan mengatakan bahwa filsafat justru bukan itu. Coba bagaimana sebuah kamus filsafat mendefinisikan filsafat: Apa itu filsafat dan apa nilainya itu dipertentangkan?
Ada yang mengharapkan kebenaran yang luar biasa dari padanya, ada yang membuangkannya sebagai cara berpikir yang ngaur saja, ada yang memandangnya dengan penuh rasa hormat sebagai usaha penting dari orang-orang luar biasa atau meremehkan sebagai lamunan orang yang suka mimpi, ada yang menganggapnya perkara yang penting bagi siapa saja dan oleh karena itu mesti sebetulnya sederhana dan mudah dimengerti ataupun dianggap sedemikian sulit sehingga putus asa untuk mempelajarinya.
Kalau
dalam filsafat kita mau memberikan sebuah pandangan dunia yang
menyeluruh, maka filsafat kita memang sudah usang. Bukan itu yang
diharapkan oleh masyarakat dari kita. Memberikan pandangan dunia itu
tugas Agama-agama, tugas kepercayaan-kepercayaan segala macam, baik yang
berifat keagamaan maupun yang bersifat sekuler, karena filsafat tidak
menambahkan suatu kepercayaan baru begitu pula,
kalau berfilsafat dipakai sebagai pentil untuk melamun, saya kira filsafat macam itu tidak diperlukan, biarpun laku dalam Masyarakat, biarpun dapat kita jual kepada orang awam sebagai “Kebijaksanaan” sebenarnya kita kibulkan Masyarakat dengan itu. Kita akan menjadi tukang candu sebagaimana dituduhkan Karl Marx kepada Agama, bukan itu yang dalam pandangan saya diperlukan Masyarakat Indonesia
Saya
kira yang dibutuhkan Masyarakat Indonesia adalah filsafat tentang
disiplin ilmiah yang bertugas untuk membuat kita dapat memahami
implikasi-implikasi dari segala gejala yang setiap kali membanjiri kita,
agar kita dapat menilainya, mengkritiknya, menemukan jarak dan dapat
mengambil sikap terhadapnya. Dalam ini saya merasa dibenarkan oleh
perhatian yang semakin besar terhadap bahaya ideologi-ideologi modern
dan perlunya usaha filsafat untuk melawannya, karena filsafat jaman
sekarang bergulat dengan masalah-masalah dalam Masyarakat sekarang.
Harus
membuat kita melihat dengan tajam dan kritis apa yang sedang terjadi
disekeliling kita, dimana kita pun mau tak mau tersangkut, bukankah
seakan-akan seluruh masyarakat harus ataupun dapat belajar filsafat
ilmiah seperti itu. Filsafat itu ecara langsung tetap terbatas pada
lingkungan Universitas dan lingkungan kaum intelektual, tetapi
lingkungan itu sebagai keseluruhan secara dialektis mempunyai peran
dalam menciptakan suasana kesadaran seluruh masyarakat
Kesimpulannya:
Maka pandangan saya bahwa filsafat secara khusus adalah:
- Filsafat
secara kritis harus menyertai ilmu-ilmu soial dalam sikap mereka
terhadap kompleks masalah hubungan antara idividu, institusi, dan
ideologi
- Filsafat
dapat membantu untuk merefleksikan kembali kedudukan agama didalam
kompleks itu tadi, dan sekaligus menjadi basis dialog antara Agama
- Filsafat mengupas
ideolog-ideologi terkemuka yang menentukan iklim nasional dan
international seperti:Kapitalisme, Marxisme, Komunisme, Sosialisme,
Elitarisme, Pragmatime, Kepercayaan-kepercayaan kepada Teknologi,
Ideologi tentang kemajuan, dan lain-lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar