Minggu, 08 Juli 2012

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN


Ilmu pengetahuan adalah satu nilai yang sudah konfrehensif, sistematis dan koheren bahkan sampai terkesan teorities jika kita ingin menganalisa lebih dalam, ilmu pengetahuan sudah menjadi satu kebutuhan bagi manusia. Mau tidak mau sebenarnya kita sudah dijejali ilmu pengetahuan dari sekolah dasar hingga perkuliahan, tetapi ilmu pengetahuan tidak hanya ada di bangku pendidikan saja, jika pandangan kita tentang ilmu pengetahuan hanya berorientasi pada akademik, maka pandangan kita masih terlalu sempit untuk mendefinisikan ilmu pengetahuan.
Dari aspek historis, ilmu-ilmu terapan sebenarnya jauh lebih tua dibandingkan dengn ilmu-ilmu apriori dan aposteriori. Penerapan tertua misalnya, seleksi antara tumbuhan dan hewan yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai obat (herbal), atau yang mengandung racun, pertukaran musim yang dapat dimamfaatkan bagi kebutuhan pertanian dll. Namun yang menjadikan suatu pengetahuan sebagai ilmiah bukannya pengetahuan itu dapat diterapkan, melainkan karena sifatnya sebagai hasil pemahaman secara teorities.
Pada abad 15 ilmu pengetahuan semakin matang. Penggabungan pola pikir apriori dan aposteriori yang menjadi metode ilmiah, dan disitulah asal muala jaman Renaisans dan Humanisme. Manusia dilihat sebagai pribadi individual dan yang berkuasa (dari aspek kesenian, politik, filsafat, agama, gerakan-gerakan anti agama, teknik, dll).
Bahkan ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat kontemplatif dan teorities (Aristoteles), melainkan pertama tama mencari keuntungan dengan cara memperkuat kuasa manusia di bumi ini (Paham ini berkembang kuat di dunia barat)
Contohnya : Penemuan percetakan mempelancar perkembangan informasi dan penyebaran buku-buku pengetahuan, penemuan mesiu memperbesar kemungkinan memenangkan peperangan, dan penemuan kompas/radar memungkinkan manusia menrungi lautan.
Selain itu ilmu pengetahuan juga harus dipondasikan dengan filsafat, seperti salah satunya adalah moral, walaupun ilmu dan moral adalah dua bidang yang memiliki karakteristik berbeda dan kendati keduanya menyangkut pengetahuan yang dimiliki manusia.
Setiap ilmi pengetahuan memiliki paling kurang tiga komponen utama yang mendukungnya yaitu, ontologi (merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup yang menjadi objek telaah dan penafsiran tentang hakikat realitas dari objek telaah tersebut), epistemologi (asas tentang cara materi pengetahuan diperoleh dan dibentuk menjadi suatu tubuh pengetahuan, dan aksiologi (asas penggunaan pengetahuan yang telah diperoleh dalam tubuh pengetahuan.
Maka sangat jelas bahwa ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah natural atau tidak berpihak ke kubu positif maupun negatif, tetapi dengan pondasi pondasi falsafah seharusnya ilmu pengetahuan menjadi salah satu nilai yang positif bagi manusia, maupun ditinjau dari perspektif religius, sosial, kebudayaan, dll. Dan ilmu pengetahuan harus mampu mempunyai kejelasan kejelasan yang obyektif terhadap kebenaran realitas
  

Penulis : Ramanda Ade Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar