Ilmu
pengetahuan adalah satu nilai yang sudah konfrehensif, sistematis dan
koheren bahkan sampai terkesan teorities jika kita ingin menganalisa
lebih dalam, ilmu pengetahuan sudah menjadi satu kebutuhan bagi manusia.
Mau tidak mau sebenarnya kita sudah dijejali ilmu pengetahuan dari sekolah
dasar hingga perkuliahan, tetapi ilmu pengetahuan tidak hanya ada di
bangku pendidikan saja, jika pandangan kita tentang ilmu pengetahuan
hanya berorientasi pada akademik, maka pandangan kita masih terlalu
sempit untuk mendefinisikan ilmu pengetahuan.
Dari
aspek historis, ilmu-ilmu terapan sebenarnya jauh lebih tua
dibandingkan dengn ilmu-ilmu apriori dan aposteriori. Penerapan tertua
misalnya, seleksi antara tumbuhan dan hewan yang dapat dimakan atau
dapat digunakan sebagai obat (herbal), atau yang mengandung racun,
pertukaran musim yang dapat dimamfaatkan bagi kebutuhan pertanian dll.
Namun yang menjadikan suatu pengetahuan sebagai ilmiah bukannya pengetahuan itu dapat diterapkan, melainkan karena sifatnya sebagai hasil pemahaman secara teorities.
Pada
abad 15 ilmu pengetahuan semakin matang. Penggabungan pola pikir
apriori dan aposteriori yang menjadi metode ilmiah, dan disitulah asal
muala jaman Renaisans dan Humanisme. Manusia dilihat sebagai pribadi
individual dan yang berkuasa (dari aspek kesenian, politik, filsafat,
agama, gerakan-gerakan anti agama, teknik, dll).
Bahkan
ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat kontemplatif dan teorities
(Aristoteles), melainkan pertama tama mencari keuntungan dengan cara
memperkuat kuasa manusia di bumi ini (Paham ini berkembang kuat di dunia
barat)
Contohnya
: Penemuan percetakan mempelancar perkembangan informasi dan penyebaran
buku-buku pengetahuan, penemuan mesiu memperbesar kemungkinan
memenangkan peperangan, dan penemuan kompas/radar memungkinkan manusia
menrungi lautan.
Selain
itu ilmu pengetahuan juga harus dipondasikan dengan filsafat, seperti
salah satunya adalah moral, walaupun ilmu dan moral adalah dua bidang
yang memiliki karakteristik berbeda dan kendati keduanya menyangkut
pengetahuan yang dimiliki manusia.
Setiap
ilmi pengetahuan memiliki paling kurang tiga komponen utama yang
mendukungnya yaitu, ontologi (merupakan asas dalam menetapkan ruang
lingkup yang menjadi objek telaah dan penafsiran tentang hakikat
realitas dari objek telaah tersebut), epistemologi (asas tentang cara
materi pengetahuan diperoleh dan dibentuk menjadi suatu tubuh
pengetahuan, dan aksiologi (asas penggunaan pengetahuan yang telah
diperoleh dalam tubuh pengetahuan.
Maka
sangat jelas bahwa ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah natural atau
tidak berpihak ke kubu positif maupun negatif, tetapi dengan pondasi
pondasi falsafah seharusnya ilmu pengetahuan menjadi salah satu nilai
yang positif bagi manusia, maupun ditinjau dari perspektif religius,
sosial, kebudayaan, dll. Dan ilmu pengetahuan harus mampu mempunyai
kejelasan kejelasan yang obyektif terhadap kebenaran realitas
Penulis : Ramanda Ade Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar